Sabtu, 23 Februari 2013
Selasa, 19 Februari 2013
Berikanlah Kontribusi untuk Jurusanmu
Bila berbicara jurusan kita tidak hanya membicarakan 1 populasi saja. Namun kita membicarakan sekumpulan populasi dimana terdapat dosen, mahasiswa dan staf-staf. Kontribusi dari setiap populasi itu perlu untuk memajukan jurusan. Jangan bertanya kepada dosen telah berkontribusi apa? jangan bertanya kepada staf telah berkontribusi apa? Tapi tanyakan pada diri kita sebagai mahasiswa telah berkontribusi apa untuk jurusan kita?... Minimal kita bertanya kontribusi untuk jurusan, jangan terlalu besar seperti fakultas, universitas, kota, provinsi, negara atau bahkan dunia. Karena "Hal yang Besar berawal dari hal yang Kecil"
Kontribusi dapat berbentuk banyak hal, kontribusi prestasi, akademik,organisasi, dll. Banyak piihan yag ditawarkan dalam kotribusi ini, kontribusi prestasi, teman-teman ikut mengikuti berbagai kegiatan lomba mulai dari karya tulis, PKM, kegiatan, dll. Tidak usah pikirankan menang atau kalah, yang perlu teman-teman pikirkan ialah "saya hanya ingin membawa nama jurusan saya". Selain itu kontribusi akademik, teman-teman bisa mendaftar menjadi asleb di MK tertentu, menyisikan waktunya untuk mengajar adik-adik kelasnya, belajar menjadi pengajar, dan belajar menguasai medan lapang dalam konteks akademik. Dan juga kontribusi organisasi, teman-teman dapat mengembangkan diri teman-teman dalam organisasi, dari organisai juga dapat menjadi tali penyalur minat dan bakat teman-teman, dan organisasi juga saling terkaitan dengan jurusan ketika teman-teman senaisonal mengenal organisasi jurusan pasti secara otomatis menyadari bahwa ada jurusan di universitas tersebut/ di daerah tersebut.
Pada intinya coba tanya kepada diri teman-teman sekarang, sudah berkontribusi apa teman-teman untuk jurusan kita?
Dan setelah lulus nanti coba tanyakan, karya, keringat, pikiran, dll apa yang sudah diberikan teman-teman untuk jurusan kita?
"Jurusan kita adalah tanggung jawab kita bersama untuk sekarang dan nanti"
Sabtu, 16 Februari 2013
fakultasmu adalah rumahmu
Fakultas sepi ketika hari biasa kuliah dan fakultas ramai ketika pergantian masa kuliah/semester. ini lah kenyataannya yang terjadi di fakultas kita. Kita hanya masuk ke fakultas karena beberapaa faktor saja, diantaranya sebagai berikut:
1. mencari dosen karena ada keperluan kuliah
2. mengambil absen dan infokus
3. mengurus KRS dan KHS
4. bimbingan akdemik
5. bimbingan skripsi
Beberapa faktor itu lah yang membuat mahasiswa jarang untuk sekedar bermain ke fakultasnya/jurusannya hanya untuk membaca-baca info terbaru seputar beasiswa, kuliah, atau hanya ingin berbincang dengan dosen-dosennya. Akibatnya cukup sebanding, seperti telat mendapatkan info beasiswa, telat mengurus hal-hal dalam kuliah dan hilangnya kesopan santunan dengan dosen-dosennya.
Akibat pertama dan kedua dapat di toleransi namun akibat ketiga mungkin yang harus kita huruf besarkan. mengapa? karena itu lah titik awal kita membentuk sebuah rumah dalam kampus. Ketika kita jarang bertemu dengan dosen, merasa canggung untuk berbincang, ragu untuk menyapa dan apa lagi takut untuk berpapasan. Maka muncul lah kebiasaan yang kurang baik seperti cara mengirim pesan, cara berbicara secara langsung maupun tidak langsung/via telepon dan tindakan-tindakan yang lainnya yang tidak seharusnya ditunjukan saat kita berhadapan dengan seorang dosen.
Lain ceritanya ketika kita memandang dosen kita sebagai seorang bapak atau ibu kita di rumah. Maka yang timbul dalam diri kita adalah rasa menghormati dan menghargai. Maka muncul lah kebiasan yang sangat baik seperti menggunakan etika sopan santun dalam berkomunikasi langsung maupun tidak langsung. Ketika kita sudah menganggap dosen kita sebagai orang tua kita maka otomatis secara tidak langsung atmosfir kenyamana berada di rumah sendiri akan timbul di fakultas kita sendiri. Fakultasmu adalah rumahmu.
"Nilai yang paling besar terlihat dalam diri seseorang adalah etika"
1. mencari dosen karena ada keperluan kuliah
2. mengambil absen dan infokus
3. mengurus KRS dan KHS
4. bimbingan akdemik
5. bimbingan skripsi
Beberapa faktor itu lah yang membuat mahasiswa jarang untuk sekedar bermain ke fakultasnya/jurusannya hanya untuk membaca-baca info terbaru seputar beasiswa, kuliah, atau hanya ingin berbincang dengan dosen-dosennya. Akibatnya cukup sebanding, seperti telat mendapatkan info beasiswa, telat mengurus hal-hal dalam kuliah dan hilangnya kesopan santunan dengan dosen-dosennya.
Akibat pertama dan kedua dapat di toleransi namun akibat ketiga mungkin yang harus kita huruf besarkan. mengapa? karena itu lah titik awal kita membentuk sebuah rumah dalam kampus. Ketika kita jarang bertemu dengan dosen, merasa canggung untuk berbincang, ragu untuk menyapa dan apa lagi takut untuk berpapasan. Maka muncul lah kebiasaan yang kurang baik seperti cara mengirim pesan, cara berbicara secara langsung maupun tidak langsung/via telepon dan tindakan-tindakan yang lainnya yang tidak seharusnya ditunjukan saat kita berhadapan dengan seorang dosen.
Lain ceritanya ketika kita memandang dosen kita sebagai seorang bapak atau ibu kita di rumah. Maka yang timbul dalam diri kita adalah rasa menghormati dan menghargai. Maka muncul lah kebiasan yang sangat baik seperti menggunakan etika sopan santun dalam berkomunikasi langsung maupun tidak langsung. Ketika kita sudah menganggap dosen kita sebagai orang tua kita maka otomatis secara tidak langsung atmosfir kenyamana berada di rumah sendiri akan timbul di fakultas kita sendiri. Fakultasmu adalah rumahmu.
"Nilai yang paling besar terlihat dalam diri seseorang adalah etika"
Langganan:
Postingan (Atom)